Museum Purbakala Dayu
Museum Purbakala Dayu terletak di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar dengan luas lahan ± 10.500 m2. Kluster Dayu merupakan bagian dari Museum Manusia Purba Sangiran yang terlatak di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, yang dikelola oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran.
Museum Dayu dibangun dengan dana APBN pada tahun 2013 dengan gaya modern, Diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. Boediono pada tanggal 19 Oktober 2014. Dengan Nama Museum Manusia Purba Sangiran Kluster Dayu yang disingkat dengan nama Museum Dayu. Sejarah berdirinya Museum Dayu tidak lepas dari Museum Manusia Purba Sangiran. Pada tahun 1977 dibangun sebuah museum di Desa Dayu yang berfungsi untuk menampung hasil penemuan dikawasan Cagar Budaya Sangiran yang ada disebelah selatan. Pada tahun 1983 dibangun Museum Manusia Purba Sangiran semua penemuan yang ada di Dayu dibawa semua ke Sangiran, dan museum dimanfaatkan sebagai Balai Desa Dayu. Karena masih banyak penemuan fosil di daerah Dayu maka kemudian dibangun Museum Dayu lagi.
Lahan yang dugunakan untuk mendirikan museum dipilih khusus dan dirancang untuk memberi contoh lapisan tanah yang ada dari empat zaman dimulai dari tahun 1000 sampai dengan 1,8 tahun silam. Bentuk museum lebih menyerupai villa berbeda dengan museum pada umumnya karena kantur tanah yang berbeda ketinggian dan berundak.
Di Museum Dayu ada tiga ruang display yaitu ruang shelter atau anjungan, ruang diorama dan ruang pamer. Ruang shelter dibagi menjadi tiga yaitu shelter Notopuro, shelter Kabuh dan shelter Grezbank. Shelter Notopuro menyimpan koleksi fosil tulang paha elephantidae, Shelter Kabuh menyimpan koleksi fosil tengkorak Banteng Bibos Paleosondaicus, Di Shelter Grezbank terdapat koleksi gading gajah. Ruang Diorama berisi aktivitas perburuan yang dilakukan manusia purba, tedapat ruang pamer yang memamerkan fosil tengkorak manusia purba, rangka banteng purba dan profil peneliti yang melakukan penelitian tentang zaman purba. Diruang Pamer menyimpan koleksi fosil binatang purba seperti tulang pinggul, tulang belakang, tulang rawan, tulamg ekor dan lain-lain.
Dari hasil temuan batu dan fosil menceritakan tentang kehidupan manusia, flora, fauna dan iklim sejak zaman purba. Di Musium Dayu kita dapat melihat dan mempelajari jejak kehidupan manusia purba melalui struktur dan lapisan tanah yang ada sejak berjuta tahun silam. Selain itu kita juga dapat mendapatkan informasi tentang kehidupan manusia purba di Pulau Jawa yang dapat memberikan sumbangan ilmu di bidang antropologi, arkeologi, geologi, paleontropologi dan lain-lain.
Fasilitas yang ada di museun diantaranya mushola, toilet, penginapan, tempat bermain untuk anak-anak, tempat parkir dan masih ada yang lainnya. Pengunjung akan dikenakan tiket masuk sebesar lima ribu rupiah. Pengunjung yang akan menuju museum dapat mengambil jalur Solo-Purwodadi sampai Pasar Gondangrejo, karena tidak ada kendaraan umum menuju lokasi pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan naik ojek.
Lahan yang dugunakan untuk mendirikan museum dipilih khusus dan dirancang untuk memberi contoh lapisan tanah yang ada dari empat zaman dimulai dari tahun 1000 sampai dengan 1,8 tahun silam. Bentuk museum lebih menyerupai villa berbeda dengan museum pada umumnya karena kantur tanah yang berbeda ketinggian dan berundak.
Di Museum Dayu ada tiga ruang display yaitu ruang shelter atau anjungan, ruang diorama dan ruang pamer. Ruang shelter dibagi menjadi tiga yaitu shelter Notopuro, shelter Kabuh dan shelter Grezbank. Shelter Notopuro menyimpan koleksi fosil tulang paha elephantidae, Shelter Kabuh menyimpan koleksi fosil tengkorak Banteng Bibos Paleosondaicus, Di Shelter Grezbank terdapat koleksi gading gajah. Ruang Diorama berisi aktivitas perburuan yang dilakukan manusia purba, tedapat ruang pamer yang memamerkan fosil tengkorak manusia purba, rangka banteng purba dan profil peneliti yang melakukan penelitian tentang zaman purba. Diruang Pamer menyimpan koleksi fosil binatang purba seperti tulang pinggul, tulang belakang, tulang rawan, tulamg ekor dan lain-lain.
Dari hasil temuan batu dan fosil menceritakan tentang kehidupan manusia, flora, fauna dan iklim sejak zaman purba. Di Musium Dayu kita dapat melihat dan mempelajari jejak kehidupan manusia purba melalui struktur dan lapisan tanah yang ada sejak berjuta tahun silam. Selain itu kita juga dapat mendapatkan informasi tentang kehidupan manusia purba di Pulau Jawa yang dapat memberikan sumbangan ilmu di bidang antropologi, arkeologi, geologi, paleontropologi dan lain-lain.
Fasilitas yang ada di museun diantaranya mushola, toilet, penginapan, tempat bermain untuk anak-anak, tempat parkir dan masih ada yang lainnya. Pengunjung akan dikenakan tiket masuk sebesar lima ribu rupiah. Pengunjung yang akan menuju museum dapat mengambil jalur Solo-Purwodadi sampai Pasar Gondangrejo, karena tidak ada kendaraan umum menuju lokasi pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan naik ojek.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar