google-site-verification: googlec6be98f9f3e9dde4.html Upacara Adat Pasar Kumandang

Upacara Adat Pasar Kumandang

Tidak ada komentar
Upacara Adat Pasar Kumandang adalah kegiatan doa bersama yang dilakukan oleh para pedagang pasar tradisional pada bulan sura dan dilakukan turun-temurun. Upacara adat ini dilaksanakan pada hari minggu paing pada sore hari. Upacara ini biasanya dilaksanakan di tempat wisata atau pasar tradisional, dan semua pedagang berhenti dari kegiatan berdagangnya.

Pedagang datang ketempat acara dengan membawa uba rampe berupa sesaji yang akan digunakan untuk upacara dan membawa barang dagangan mereka untuk diberikan kepada pengunjung yang datang sebagai sedekah. Acara diawali dengan Kirab Gunungan yang berupa hasil bumi seperti palawija, sayuran, buah-buahan, pala gumantung, pala kependem, bunga yang diarak menuju tempat ritual. Upacara ini diikuti oleh pedagang dari berbagai pasar yang ada di Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya. Kirap Gunungan di ikuti oleh para pedagang pasar, pedagang kaki lima, pedagang asongan, souvenir pedagang bbs (buah, bunga, sayur), PHRI, Perdabita dan masyarakat. Kirap Gunungan dimeriahkan dengan kesenian daerah setempat seperti kesenian lesung, kesenian tek-tek atau bambu, reog dan lain-lain.

Setelah dilakukan doa bersama Gunungan yang berupa hasil bumi kemudian dibagikan kepada pengunjung dan para pedagang akan menerima Barikan. Pengunjung yang mendapatkan Gunungan dipercaya akan membawa berkah. Barikan berupa bungkusan kain putih berbentuk kantong yang berisi abon-abon, yang berupa beras kuning, kacang hijau, empon-empon dan kaca rias kecil yang dipercaya dapat menolak makhluk halus yang ingin mengganggu. Biasanya disimpan di tempat penyimpanan uang atau di tempat tertentu.

Tujuan dilakukan Upacara ini untuk para pedagang mendapatkan kemudahan dalam menjajakan dagangannya dan mendapatkan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa dari gangguan makhluk halus atau sesuatu yang tidak kasat mata, Memohon keselamatan agar dijauhkan dari berbagai macam bahaya dan dimudahkan dalam mencari rejeki. Untuk menjalin kerjasama, kerukunan dan gotong royong antar pedagang. Upacaa adat ini juga untuk mempertahankan keberadaan pasar tradisional agar tidak kalah bersaing dengan pasar modern dan keberadaan pasar tradisional tidak tergusur oleh pasar modern.






Tidak ada komentar :

Posting Komentar