google-site-verification: googlec6be98f9f3e9dde4.html Candi Sukuh

Candi Sukuh

Tidak ada komentar
Candi Sukuh yang terletak di Dukuh Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Candi ini merupakan candi yang dibangun terakhir oleh umat hindhu, peninggalan kerajaan majapahit. Candi Sukuh ditemukan pertama kali oleh Johnson Pejabat Residen Surakarta pada Pemerintahan Penjajahan Belanda pada Tahun 1815.

Bentuk Candi Sukuh berbeda dengan candi-candi Hindhu yang ada di Indonesia. Bentuk Candi Sukuh berupa punden berundak yang menyerupahi piramida, lebih mirip bangunan candi suku Maya di Meksiko atau candi suku Inca di Peru. Berbeda dengan piramida lainnya bila kita masuk kedam kita tidak bisa sampai kepuncaknya, Tetapi di Candi sukuh terdapat sebuah lorong yang dapat digunakan untuk masuk keatap candi. Menurut masyarakat Jawa atap dilambangkan sebagai surga, dan surya adalah tempat yang paling dekat dengan Tuhan. Dibangun lorong dimaksudkan agar setiap orang dapat dengan mudah menuju keatas dan dekat dengan Tuhan.  

Candi Sukuh dibuat dari batu andesit dan kemungkinan dibuat dan dipahat oleh tukang kayu biasa dari sekitar candi. Memasuki area candi pengunjung disambut oleh gapura utama yang lumayan besar dan terdapat relief yang menggambarkan alat kelamin pria dan wanita yang terdapat dilantai gapura. Alat kelamin pria dan wanita sering dikaitkan dengan Lingga dan Yoni yang merupakan simbol kesuburan. Di gapura candi terdapat tulisan dengan Bahasa Jawa Kuno yang berbunyi Gapura Buta Abara Wong yang artinya Gapura Raksasa Memakan Manusia. 

Diteras kedua ada sebuah gapura yang ada tulisan Candrasengkala yang berbunyi Gajah Wiku Anahut Buntut yang artinya Gajah Pendeta Menggit Ekor. Tetapi keadaan gapuranya sudah rusak berat. Di gapura ini juga terdapat tilisan tahun 1378 Saka atau 1456 Masehi sedangka di gapura masuk candi bertuliskan 1359 Saka atau 1437 Masehi, sehingga terdapat selisih 20 tahun dari gapura utama.

Diteras ketiga terdapat bagunan utama candi. Bangunan candi utama terdapat di tengah-tengah teras yang menghadap ke barat berbentuk punden berundak yang terdapat sebuah lorong kecil dibagian tengahnya. Terdapat relief cerita Tirta Amerta yang berarti Air Kehidupan yang diambil dari kitab Adiparwa yang merupakan kitab pertama dalam kitab Mahabharata. Juga terdapat arca garuda dengan 3 arca kura-kura dengan punggung rata seperti meja yang di yakini untuk tempat sesaji. Selain itu ada juga relief cerita Kidung Sudhamala yaitu salah satu Anggota Pandawa Lima yang bernama Sadewa.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar