Keadaan Geografis Kab. Karanganyar
Kabupaten Karanganyar merupakan sebuah Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan sebelah utara Kabupaten Sragen, sebelah selatan Kabupaten Wonogiri, sebelah timur Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi, sebelah barat dengan Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo dan Kota Surakarta. Kabupaten Karanganyar terletak antara 110o 40” - 110o 7 0” BT dan 7o 28” - 7o 46” LS. Berada diketinggian antara 80 sampai dengan 2.000 meter di atas permukaan laut (pdpl), sebagian besar berada di rata-rata ± 511 mdpl. Wilayah terendah berada di wilayah Kecamatan Kebakkramat dengan ketinggian ± 80 mdpl, Kemudian Kecamatan Jaten dengan ketinggian ± 90 mdpl, Wilayah tertinggi berada di Kecamatan Tawangmangu dengan ketinggian ± 2.000 mdpl.
Beriklim tropis dengan temperatur 18o – 31 o C. Suhu terendah barada di Kecamatan Tawangmangu bila musim penghujan mencapai 18o C, sedangkan wilayah tertinggi berada di Kecamatan Colomadu dan Kecamatan Gondangrejo dengan suhu mencapai 31 o C. Curah hujan mencapai 115, 6 hari selama setahun dengan curah hujan rata-rata 7.231, 4 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan februari sampai dengan bulan april, curah hujan terendah terjadi pada bulan agustus dan bulan september.
Kabupaten Karanganyar memiliki luas wilayah 77. 378, 64 ha atau 2, 38% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Terdiri dari tanah sawah seluas 22. 340, 45 ha dan tanah kering seluas 55. 038, 19 ha. Sawah di Kabupaten Karanganyar terdiri dari sawah irigasi teknis dengan luas19. 212, 51 ha dan non teknis 1. 895, 60 ha dan tanpa pengairan seluas 1. 232, 34 ha. Luas tanah yang digunakan untuk perkebunan seluas 3. 622, 16 ha, Sedangkan untuk Hutan Negara seluas 1. 836, 34 ha. Tanah yang diperuntukan untuk lain-lainnya seluas 11. 210, 80 ha. Jenis tanah di Kabupaten Karanganyar variatif, cenderung berjenis litosol coklat kemerahan, komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan, mediteran coklat, mediteran coklat tua, grumosol kelabu, aluvial kelabu, regosol kelabu, litosol, litosol coklat.
Kabupaten Karanganyar terdiri dari daerah datar, bergelombang, curam, sangat curam. Sungai yang mengalir di Kabupaten Karanganyar memiliki lebar yang tidak begitu luas tetapi memiliki aliran yang cukup panjang, yang memiliki aliran sungai dari Ngargoyoso, Jenawi, Tawangmangu dan bermuara di sungai bengawan solo.
Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 Kecamatan meliputi 177 Kelurahan\Desa yang terdiri dari 15 Kelurahan dan 162 Desa. Terdiri dari 1. 091 Dusun, 2. 313 Dukuh, 1. 876 RW dan 6. 358 RT. Kecamatan Jenawi memiliki jumlah Dusun terkecil dengan jumlah 34, Sedangkan Kecamatan Jumapolo memiliki jumlah Dusun terbesar sebanyak 102 Dusun. Kecamatan yang memiliki jumlah Dusun terbanyak adalah Kecamatan Karangpandan sebanyak 197 Dukuh, dan yang memiliki jumlah Dukuh terkecil ada di Kecamatan Tawangmangu.
Kabupaten Karanganyar terdiri dari daerah datar, bergelombang, curam, sangat curam. Sungai yang mengalir di Kabupaten Karanganyar memiliki lebar yang tidak begitu luas tetapi memiliki aliran yang cukup panjang, yang memiliki aliran sungai dari Ngargoyoso, Jenawi, Tawangmangu dan bermuara di sungai bengawan solo.
Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 Kecamatan meliputi 177 Kelurahan\Desa yang terdiri dari 15 Kelurahan dan 162 Desa. Terdiri dari 1. 091 Dusun, 2. 313 Dukuh, 1. 876 RW dan 6. 358 RT. Kecamatan Jenawi memiliki jumlah Dusun terkecil dengan jumlah 34, Sedangkan Kecamatan Jumapolo memiliki jumlah Dusun terbesar sebanyak 102 Dusun. Kecamatan yang memiliki jumlah Dusun terbanyak adalah Kecamatan Karangpandan sebanyak 197 Dukuh, dan yang memiliki jumlah Dukuh terkecil ada di Kecamatan Tawangmangu.
Sejarah Kabupaten Karanganyar
Kabupaten Karanganyar adalah sebuah Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah dengan ibukota Karanganyar. Sekitar 14 km ke sebelah timur Kota Surakarta, Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan disebelah timur, disebelah barat berbatasan dengan Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo, disebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri sedangkan disebelah utara berbatasan dengan Kabupate Sragen.
Nama Karanganyar yang memberikan nama Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa, Nama Karanganyar berasal dari nama Padukuhan yang ada didaerah tersebut. Karanganyar berasal dari Bahasa Jawa yang berarti kewibawaan yang rangkap lahir dan batin untuk mencapai tujuan atau cita-cita baru. Karanganyar sendiri terdiri dari 3 kata yaitu :
- Ka artinya Kawibawaning Dipun Gayuh (Kawibawaan yang dicita-citakan)
- Rang artinya Rangkepanipun Lahir Bhatin Pulung lan Wahyunipun Sampun Turun Temurun (Rangkapnya Lahir dan Batin, Pulung dan Wahyunya Turun)
- Anyar artinya Badhe Nampi Perjanjian Anyar/Enggal Winisudho Jumeneng Mangkunegoro (Akan Menerima Perjanjian Baru yang Diangkat Menjadi Mangkunegoro I)
Asal mula Kabupaten Karanganyar tidak dapat dipisahkan dengan Kerajaan Mataram. Asal usul Karanganyar berasal dari Raden Ayu Diponegoro atau Nyi Ageng Karang saat kecil bernama Raden Ayu Sulbiyah. Beliau adalah istri dari Pangeran Haryo Diponegoro, setelah Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda dan diasingkan ke Afrika Selatan. Nyi Ageng Karang menyasingkan diri dan bertapa di hutan belantara. Dalam Pertapaaanya Nyi Ageng Karang mendapat wangsit akan bertemu dengan ksatria yang akan meneruskan sita-citanya ksatria tersebut akan dikawal oleh tiga pengikutnya. Setelah bertemu dengan Raden Mas Said Nyi Ageng Karang menceritakan wangsit yang diterimanya.
Proses terbentuknya Kabupaten Karanganyar dimulai dari Pemerintahan di Desa Badran Anyar yang kecil, pada masa perjuangan Raden Mas Said pada tahun 1741-1757. Beliau menjadikan beberapa wilayah untuk tempat perlawanan terhadap penjajahan belanda.
Pada Tahun 1847 Kerajaan Mangkunegaran mengadakan tatanan baru, analogi yang berlaku adalah Staatblet 1847 No. 13 yang mulai berlaku pada tanggal 5 Juni 1847. Yang isinya terbentuknya kabupaten Anom Karanganyar, Kabupaten Anom Wonogiri dan Kabupaten Anom Malangjiwan. Dalam pelaksanaan pemerintahan Kabupaten Anom dibentuk kantor urusan pemerintahan, kantor urusan kepolisian, kantor urusan pengadilan, kantor urusan perkebunan.
Pada Tahun 1917 Rijksblad Mangkunegaran No. 37 dibentuk dengan isi dibentuk 2 kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri.
Berdasarkan Rijksblad Mangkunegaran No. 10 Tahun 1923 Kabupaten Karanganyar dibagi menjadi 3 Wilayah Kawedanan yaitu : Kawedana Karanganyar, Kawedanan Karangpandan dan Kawedanan Jumapolo. Dalam 3 Kawedanan terdapat 14 wilayah Kapanewon yaitu :
- Kapanewon Karanganyar
- Kapanewon Tasikmadu
- Kapenewon Jaten
- Kapanewon Kebakkramat
- Kapanewon Mojogedang
- Kapanewon Karangpandan
- Kapanewon Matesih
- Kapanewon Tawangmangu
- Kapanewon Ngargoyoso
- Kapanewon Kerjo
- Kapanewon Jumapolo
- Kapanewon Tugu
Kapanewon Jatipuro
- Kapanewon Jatiyoso
Pada Tahun 1930 Kabupaten dihapusan dan secara administratif dimasukkan kedalam wilayah Kabupaten Kota Mangkunegaran dengan maksud agar pengelolaan perebunan-perkebunan milik Mangkunegaran lebih efisien dan efektif.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, Presiden RI mengeluarkan Piagam Kedudukan yang menetapkan Sri Susuhunan Paku Buono XII dan Sri Mangkunegaran VIII, sebagai Kepala Daerah Kasunanan Surakarta dan sebagai Kepala Daerah Mangkunegaran.
Pada akhir Tahun 1945 di Surakarta timbul gerakan anti Swapraja yang berkembang sehingga Karanganyar, Sragen, Boyolali, Klaten, Wonogiri dan kota Surakarta menyatakan lepas dari Pemerintahan Swapraja. Hal ini mendapat tanggapan dari Pemerintah Pusat dengan terbitnya Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tahun 1945 yang isinya antara lain menetapkan Daerah-daerah tersebut tergabung dalam Karisidenan Surakarta yang dipimppin oleh Seorang Residen.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan terjadi reorganisasi Pemerintahan Daerah di Indonesia, 3 Kapanewon yang tadinya belum masuk kedalam wilayah Karanganyar dimasukkan ke Karanganyar yaitu : Kapanewon Malangjiwan, Kapanewon Kaliyosa dan Kapanewon Jenawi. Sejak saat itu Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 Kapanewon/ Kecamatan
- Kawedanan Wonoharjo terdiri dari : Kecamatan Gondangrejo (gabungan dari bekas Kapanewon Bonorejo dan Kaliyoso), Kecamatan Colomadu.
- Kawedanan Karanganyar terdiri dari : Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Tasikmadu, Kecamatan Jaten, Kecamatan Kebakkramat, Kecamatan Mojogedang.
- Kawedanan Karangpandan terdiri dari : Kecamatan Karangpandan, Kecamatan Matesih, Kecamatan Tawangmangu, Kecamatan Ngargoyoso, Kecamatan Kerjo, Kecamatan Jenawi.
- Kawedanan Jumapolo terdiri dari : Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jumapolo, Kecamaatan Jatiyoso, Kecamatan Jatipuro.
Dengan demikian proses terbentuknya Kabupaten Karanganyar dimulai dari Perjuangan Raden Mas Said pada Tahun 1741-1757, Kemudian dibentuknya Kabupaten Anom pada tanggal 5 Juni 1847, dan kemudian dibentuk Kabupaten Karanganyar pada tanggal 18 Nopember 1917. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar Nomor 20 Tahun 1998 tentang Hari Jadi Kabupaten Karanganyar jatuh pada Tanggal 18 Nopember 1917 dengan ibukota Karanganyar.
Srawung Seni Candi
Srawung Seni Candi adalah doa raya yang dikemas dalam bentuk pentas seni dan diskusi di akhiri dengan pembagia bibit tanaman. Srawung Seni Candi ingin mengangkat nilai-nilai luhur dari Candi Sukuh, Kebudayaan masyarakat sekitar Candi dan untuk pelestarian alam sekitar Lereng Lawu dan untuk menghidupkan Candi Sukuh agar dapat menarik wisatawan, agar Candi Sukuh dapat dikenal oleh masyarakat luas. Srawung Seni Candi diselenggaraan setahun sekali setiap akhir tahun.
Srawung Seni Candi ingin menghidupkan kembali Candi sebagai pusaka dan pustaka bangsa. Sebuag Bangunan Candi diharapkan mampu memberikan kisahnya, nilai-nilai yang terkandung didalannya sebagai inspirasi bagi generasi sekarang dan yang akan datang dalam bentuk nilai-nilai hidup dan karya. Srawung Seni Candi diharapkan mampu menyumbang untuk pelestarian kesenian dan budaya di Indonesia.
Candi Sukuh dipilih untuk pementasan Srawung Seni Candi karena keindahan bentuk bangunan Candi, mempunyai ruang terbuka yang luas dan tempat-tempat yang berbentu panggung dengan hiasan bebatuan yang sangat artistik sebagai latar belakang pertunjukan. Candi Sukuh juga menghadirkan banyak inspirasi dari relief dan kisah-kisah yang terdapat di bangunan candi. Udara yang dingin dan berkabut dengan hujan yang kadang turun dan keheningan alam pegunungan merupakan unsur yang memperkuat penampilan para senimam. Unsur-unsur alam merupakan bagian yang penting untuk menciptakan suasana pertunjukan dan memberikan roh disetiap pertunjukan. Bagian bangunan candi tidak hanya digunakan sebagai latar belakang saja tetapi ada interaksi antara seniman dengan bangunan candi. Candi Sukuh tidak hanya berupa bagunan yang pasif tapi seolah-olah ikut dalam setiap pertunjukan, Sehingga penonton tidak memandang bangunan Candi sukuh hanya sebuah bebatuan bersejarah.
Srawung Seni Candi merupakan acara tahunan yang digelar oleh seniman lokal Karanganyar bekerja sama dengan budayawan, seniman dari dalam negeri dan luar negeri dan juga dengan berbagai instansi.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar