google-site-verification: googlec6be98f9f3e9dde4.html Sejarah Kabupaten Karanganyar

Sejarah Kabupaten Karanganyar

Tidak ada komentar
Kabupaten Karanganyar adalah sebuah Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah dengan ibukota Karanganyar. Sekitar 14 km ke sebelah timur Kota Surakarta, Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan disebelah timur, disebelah barat berbatasan dengan Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo, disebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri sedangkan disebelah utara berbatasan dengan Kabupate Sragen. 

Nama Karanganyar yang memberikan nama Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa, Nama Karanganyar berasal dari nama Padukuhan yang ada didaerah tersebut. Karanganyar berasal dari Bahasa Jawa yang berarti kewibawaan yang rangkap lahir dan batin untuk mencapai tujuan atau cita-cita baru. Karanganyar sendiri terdiri dari 3 kata yaitu :
  1. Ka artinya Kawibawaning Dipun Gayuh (Kawibawaan yang dicita-citakan)
  2. Rang artinya Rangkepanipun Lahir Bhatin Pulung lan Wahyunipun Sampun Turun Temurun (Rangkapnya Lahir dan Batin, Pulung dan Wahyunya Turun)
  3. Anyar artinya Badhe Nampi Perjanjian Anyar/Enggal Winisudho Jumeneng Mangkunegoro (Akan Menerima Perjanjian Baru yang Diangkat Menjadi Mangkunegoro I)
Asal mula Kabupaten Karanganyar tidak dapat dipisahkan dengan Kerajaan Mataram. Asal usul Karanganyar berasal dari Raden Ayu Diponegoro atau Nyi Ageng Karang saat kecil bernama Raden Ayu Sulbiyah. Beliau adalah istri dari Pangeran Haryo Diponegoro, setelah Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda dan diasingkan ke Afrika Selatan. Nyi Ageng Karang menyasingkan diri dan bertapa di hutan belantara. Dalam Pertapaaanya Nyi Ageng Karang mendapat wangsit akan bertemu dengan ksatria yang akan meneruskan sita-citanya ksatria tersebut akan dikawal oleh tiga pengikutnya. Setelah bertemu dengan Raden Mas Said Nyi Ageng Karang menceritakan wangsit yang diterimanya. 

Proses terbentuknya Kabupaten Karanganyar dimulai dari Pemerintahan di Desa Badran Anyar yang kecil, pada masa perjuangan Raden Mas Said pada tahun 1741-1757. Beliau menjadikan beberapa wilayah untuk tempat perlawanan terhadap penjajahan belanda.

Pada Tahun 1847 Kerajaan Mangkunegaran mengadakan tatanan baru, analogi yang berlaku adalah Staatblet 1847 No. 13 yang mulai berlaku pada tanggal 5 Juni 1847. Yang isinya terbentuknya kabupaten Anom Karanganyar, Kabupaten Anom Wonogiri dan Kabupaten Anom Malangjiwan. Dalam pelaksanaan pemerintahan Kabupaten Anom dibentuk kantor urusan pemerintahan, kantor urusan kepolisian, kantor urusan pengadilan, kantor urusan perkebunan. 

Pada Tahun 1917 Rijksblad Mangkunegaran No. 37 dibentuk dengan isi dibentuk 2 kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri. 

Berdasarkan Rijksblad Mangkunegaran No. 10 Tahun 1923 Kabupaten Karanganyar dibagi menjadi 3 Wilayah Kawedanan yaitu : Kawedana Karanganyar, Kawedanan Karangpandan dan Kawedanan Jumapolo. Dalam 3 Kawedanan terdapat 14 wilayah Kapanewon yaitu :
  1. Kapanewon Karanganyar
  2. Kapanewon Tasikmadu
  3. Kapenewon Jaten
  4. Kapanewon Kebakkramat
  5. Kapanewon Mojogedang
  6. Kapanewon Karangpandan
  7. Kapanewon Matesih
  8. Kapanewon Tawangmangu
  9. Kapanewon Ngargoyoso
  10. Kapanewon Kerjo
  11. Kapanewon Jumapolo
  12. Kapanewon Tugu
Kapanewon Jatipuro
  1. Kapanewon Jatiyoso
Pada Tahun 1930 Kabupaten dihapusan dan secara administratif dimasukkan kedalam wilayah Kabupaten Kota Mangkunegaran dengan maksud agar pengelolaan perebunan-perkebunan milik Mangkunegaran lebih efisien dan efektif. 

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, Presiden RI mengeluarkan Piagam Kedudukan yang menetapkan Sri Susuhunan Paku Buono XII dan Sri Mangkunegaran VIII, sebagai Kepala Daerah Kasunanan Surakarta dan sebagai Kepala Daerah Mangkunegaran. 

Pada akhir Tahun 1945 di Surakarta timbul gerakan anti Swapraja yang berkembang sehingga Karanganyar, Sragen, Boyolali, Klaten, Wonogiri dan kota Surakarta menyatakan lepas dari Pemerintahan Swapraja. Hal ini mendapat tanggapan dari Pemerintah Pusat dengan terbitnya Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tahun 1945 yang isinya antara lain menetapkan Daerah-daerah tersebut tergabung dalam Karisidenan Surakarta yang dipimppin oleh Seorang Residen. 

Setelah Proklamasi Kemerdekaan terjadi reorganisasi Pemerintahan Daerah di Indonesia, 3 Kapanewon yang tadinya belum masuk kedalam wilayah Karanganyar dimasukkan ke Karanganyar yaitu : Kapanewon Malangjiwan, Kapanewon Kaliyosa dan Kapanewon Jenawi. Sejak saat itu Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 Kapanewon/ Kecamatan
  1. Kawedanan Wonoharjo terdiri dari : Kecamatan Gondangrejo (gabungan dari bekas Kapanewon Bonorejo dan Kaliyoso), Kecamatan Colomadu.
  2. Kawedanan Karanganyar terdiri dari : Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Tasikmadu, Kecamatan Jaten, Kecamatan Kebakkramat, Kecamatan Mojogedang.
  3. Kawedanan Karangpandan terdiri dari : Kecamatan Karangpandan, Kecamatan Matesih, Kecamatan Tawangmangu, Kecamatan Ngargoyoso, Kecamatan Kerjo, Kecamatan Jenawi.
  4. Kawedanan Jumapolo terdiri dari : Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jumapolo, Kecamaatan Jatiyoso, Kecamatan Jatipuro. 
Dengan demikian proses terbentuknya Kabupaten Karanganyar dimulai dari Perjuangan Raden Mas Said pada Tahun 1741-1757, Kemudian dibentuknya Kabupaten Anom pada tanggal 5 Juni 1847, dan kemudian dibentuk Kabupaten Karanganyar pada tanggal 18 Nopember 1917. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar Nomor 20 Tahun 1998 tentang Hari Jadi Kabupaten Karanganyar jatuh pada Tanggal 18 Nopember 1917 dengan ibukota Karanganyar. 


        


   

Tidak ada komentar :

Posting Komentar