google-site-verification: googlec6be98f9f3e9dde4.html Maret 2018

Upacara Adat Pasar Kumandang

Tidak ada komentar
Upacara Adat Pasar Kumandang adalah kegiatan doa bersama yang dilakukan oleh para pedagang pasar tradisional pada bulan sura dan dilakukan turun-temurun. Upacara adat ini dilaksanakan pada hari minggu paing pada sore hari. Upacara ini biasanya dilaksanakan di tempat wisata atau pasar tradisional, dan semua pedagang berhenti dari kegiatan berdagangnya.

Pedagang datang ketempat acara dengan membawa uba rampe berupa sesaji yang akan digunakan untuk upacara dan membawa barang dagangan mereka untuk diberikan kepada pengunjung yang datang sebagai sedekah. Acara diawali dengan Kirab Gunungan yang berupa hasil bumi seperti palawija, sayuran, buah-buahan, pala gumantung, pala kependem, bunga yang diarak menuju tempat ritual. Upacara ini diikuti oleh pedagang dari berbagai pasar yang ada di Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya. Kirap Gunungan di ikuti oleh para pedagang pasar, pedagang kaki lima, pedagang asongan, souvenir pedagang bbs (buah, bunga, sayur), PHRI, Perdabita dan masyarakat. Kirap Gunungan dimeriahkan dengan kesenian daerah setempat seperti kesenian lesung, kesenian tek-tek atau bambu, reog dan lain-lain.

Setelah dilakukan doa bersama Gunungan yang berupa hasil bumi kemudian dibagikan kepada pengunjung dan para pedagang akan menerima Barikan. Pengunjung yang mendapatkan Gunungan dipercaya akan membawa berkah. Barikan berupa bungkusan kain putih berbentuk kantong yang berisi abon-abon, yang berupa beras kuning, kacang hijau, empon-empon dan kaca rias kecil yang dipercaya dapat menolak makhluk halus yang ingin mengganggu. Biasanya disimpan di tempat penyimpanan uang atau di tempat tertentu.

Tujuan dilakukan Upacara ini untuk para pedagang mendapatkan kemudahan dalam menjajakan dagangannya dan mendapatkan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa dari gangguan makhluk halus atau sesuatu yang tidak kasat mata, Memohon keselamatan agar dijauhkan dari berbagai macam bahaya dan dimudahkan dalam mencari rejeki. Untuk menjalin kerjasama, kerukunan dan gotong royong antar pedagang. Upacaa adat ini juga untuk mempertahankan keberadaan pasar tradisional agar tidak kalah bersaing dengan pasar modern dan keberadaan pasar tradisional tidak tergusur oleh pasar modern.






Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Buah Duku

Tidak ada komentar
Duku merupakan buah yang di gemari  masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, sehingga cocok dengan lidah orang Indonesia. Duku yang terkenal di Indonesia antara lain duku Palembang, Duku Condet, duku kalikajar dari Purbalingga, duku papongan dari Tegal, duku karangkajen dan duku klaten dari Yogyakarta, duku sumber dari Kudus, duku woro dari Rembang, duku matesih dari Karanganyar, duku Padang Batu dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan.

Pada kesempatan ini penulis mengajak untuk lebih mengenal duku matesih  karena penulis yang berdomisili di Kab. Karanganyar. Duku Matesih selain menjadi buah unggulan di Kab. Karanganyar juga menjadi flora identitas Kab. Karanganyar. Kenapa lebih dikenal dengan duku matesih karena duku di Kab. Karanganyar lebih cocok di tanam di Daerah Matesih, sehingga Matesih menjadi pusat penghasil duku di Kab. Karanganyar.

Selain di Matesih daerah lainnya juga dapat di tanam pohon duku diantaranya Karangpandan, Ngargoyoso, Kerjo, Mojogedang dan Jumantono. Tanaman ini cocok di taman di daerah yang beriklim sedang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Di Kab. Karanganyar ada dua daerah yang beriklim sedang yaitu Karangpandan dan Matesih.

Yang membedakan  duku matesih berdeda dengan duku lainnya karena duku matesih mendapatkan perawatan lebih extra dari pada duku dari daerah lainnya. Ketika duku masih mentah atau sudah kekuningan menuju matang duku dibungkus/dibrongsong. Bungkus/brongsong yang terbaik digunakan adalah dari bahan tapas yang berasal dari pohon kelapa. Tetapi tidak menungkinkan mendapatkan tapas dalam jumlah yang banyak untuk itu diganti dengan menggunakan anyaman bambu, yang dianyam dengan bentuk khusus yang dapat dengan mudah digunakan untuk mengbrongsong duku.

Sekarang ini pengrajin brongsong duku jumlahnya sudah berkurang dan menjadikan harga brongsong mahal, untuk mensiasati petani duku menggunakan karung atau plastik tetapi hasilnya lebih baik yang di brongsong dengan ayaman bambu. Karung Plastik yang baik digunakan adalah karung yang anyamannya dari benag seperti karung yang digunakan untuk membungkus bawang. Karung jenis ini membuat sinar matahari dapat masuk sehingga duku dapat matang sempurna dan warnanya kuning mengkilat sehingga sedap di pandang mata.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar