Air Terjun Jumog
Air terjun Jumog berada di Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Air Terjun Jumag berada di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian sekitar 30 meter, Sumber Air Terjun Jumog berasal dari mata air yang muncul disela-sela bebatuan yang belum terkontaminasi oleh limbah. Untuk sampai di Air Terjun Jumog pengunjung harus menuruni anak tangga yang berjumlah 116 anak tangga yang akan menjadi tantangan tersendiri bagi pengunjung.
Air Terjun Jumag memiliki daya tarik tersendiri karena jatuhnya pancaran air terbelah menjadi dua dengan tampilan yang cantik. Debit air terjun tidak terlalu besar walaupun pada musim hujan dan tidak menurun drastis pada musim kemarau. Bermacam-macam tanaman bungan dan tanaman khas pegunungan yang tumbuh di sekitar aliran sungai yang berkelok-kelok menambah keindahan, dan suara kicauan burung menambah suasana menjadi damai. Ada sebuah jembatan yang unik yang terdapat persis di depan air terjun yang memiliki bentuk yang unik yang menambah keindahan. Jembatan ini menjadi spot favorit pengunjung untuk foto dengan latar belakang air terjun.
Fasilitas yang tersedia arena bermain untuk anak-anak, gazebo, kolam renang, rumah makan dan rest area. Disini juga tersedia kuliner khas karanganyar yaitu sate kelinci dan juga sate ayam dengan harga yang terjangkau. Di sekitar lokasi wisata air terjun juga terdapat rumah warga yang disewakan sebagai home stay dengan tarif yang berwariasi.
Harga tiket masuk tidak begitu mahal karena dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Pengunjung akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 3. 000, 00 untuk dewasa dan anak-anak, Biaya parkir untuk sepeda motor sebesar Rp. 1. 000, 00 dan untuk mobil sebesar Rp. 2. 000, 00.
Cembengan Pabrik Gula Tasikmadu
Cembengan tradisi turun-temurun sebagai tanda dimulainya musim giling tebu di pabrik Gula. Ritual ini bertujuan agar pelaksanaan proses giling tebu dapat berjalan dengan lancar dan selamat sehingga target produksi dapat tercapai. Tradisi Cembengan berasal dari tradisi kebudayaan Tionghoa yang bernama Cing Bing, yang artinya ziarah kubur kemakam leluhur sebelum melakukan pekerjaan besar, Tradisi ini juga diikuti oleh warga lokal yang bekerja di pabrik gula. Hampir semua pabrik peninggalan Belanda melakukan tradisi cenbengan terutama yang berada di Jawa.
Tradisi Cembengan dilaksanakan selama 2 hari, Hari pertama arak-arakan berbagai macam sesaji. Sesaji utama dalam ritual ini adalah berupa 7 kepala kerbau, Selain sesaji 7 kepala kerbau ada juga sesaji hasil bumi, nasi tumpeng, berbagai jenis bubur, gagar mayang atau bunga tebu, joli yang terbuat dari bambu dengan hiasan kertas hias, kembang telon berupa kembang tiga rupa. Sesaji ini setelah diarak dan dilakukan pembacaan doa kemudian sesaji diletakkan didalam pabrik di dekat mesin giling tebu. Menggunakan 7 kepala kerbau karena proses penggilingan tebu sampai dengan menjadi gula melalui 7 tahapan mulai dari stasiun giling sampai menjadi gula.
Hari kedua merupakan puncak dari upacara cembengan, dengan adanya upacara arak-arakan sepasang temanten tebu. Temanten tebu diambil dari kebun tebu yang berbeda dan merupakan tebu terbaik. Sepasang tebu ini didandani seperti pengantin laki-laki dan perempuan. Sepasang temanten tebu duduk berdampingan diatas kereta kuda dan dibelakang ada 22 pasukan yang membawa tongkat sebagai pengiring. Tongkat yang dibawa merupakan tebu-tebu dari hasil panen petani yang memiliki kualitas bagus. Sampai didepan Pabrik Gula Tasikmadu arak-arakan temanten tebu disambut oleh kesenian reog.
Kirap tebu manten menandai proses giling tebu dimulai dengan menyalanya mesin giling tebu dan menggiling sepasang tebu pengantin. Musim giling tebu dimulai bulan april dan berakhir pada bulan oktober.
Tradisi Cembengan dilaksanakan selama 2 hari, Hari pertama arak-arakan berbagai macam sesaji. Sesaji utama dalam ritual ini adalah berupa 7 kepala kerbau, Selain sesaji 7 kepala kerbau ada juga sesaji hasil bumi, nasi tumpeng, berbagai jenis bubur, gagar mayang atau bunga tebu, joli yang terbuat dari bambu dengan hiasan kertas hias, kembang telon berupa kembang tiga rupa. Sesaji ini setelah diarak dan dilakukan pembacaan doa kemudian sesaji diletakkan didalam pabrik di dekat mesin giling tebu. Menggunakan 7 kepala kerbau karena proses penggilingan tebu sampai dengan menjadi gula melalui 7 tahapan mulai dari stasiun giling sampai menjadi gula.
Hari kedua merupakan puncak dari upacara cembengan, dengan adanya upacara arak-arakan sepasang temanten tebu. Temanten tebu diambil dari kebun tebu yang berbeda dan merupakan tebu terbaik. Sepasang tebu ini didandani seperti pengantin laki-laki dan perempuan. Sepasang temanten tebu duduk berdampingan diatas kereta kuda dan dibelakang ada 22 pasukan yang membawa tongkat sebagai pengiring. Tongkat yang dibawa merupakan tebu-tebu dari hasil panen petani yang memiliki kualitas bagus. Sampai didepan Pabrik Gula Tasikmadu arak-arakan temanten tebu disambut oleh kesenian reog.
Kirap tebu manten menandai proses giling tebu dimulai dengan menyalanya mesin giling tebu dan menggiling sepasang tebu pengantin. Musim giling tebu dimulai bulan april dan berakhir pada bulan oktober.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar